HARIAN UMMAT ■ Aksi unjuk rasa untuk menuntut pengusutan tuntas tragedi penembakan 6 Laskar FPI, digelar oleh Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI, kemarin.
Dalam aksi yang tersebar di berbagai daerah para pendemo mengajukan tuntutan pembebasan tanpa syarat bagi Habib Rizieq Shihab, yang menjadi tersangka kasus kerumunan. Massa juga melayangkan sejumlah seruan, seperti pembatalan Undang-undang Cipta Kerja atau Omnibuslaw.
Namun aksi damai ini baru berlangsung beberapa menit, sudah dibubarkan oleh aparat, padahal Korlap aksi sudah mengirimkan pemberitahuan kepada aparat kepolisian sejak jauh-jauh hari.
Kemudian, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, polisi menangkap 155 peserta aksi 1812, dan ia mengklaim dari 155 orang ini, polisi menemukan sejumlah narkoba jenis ganja hingga senjata tajam (sajam).
"Dari 155 yang kita amankan, ada yang ditemukan membawa ganja, di daerah Depok ada juga yang ditemukan membawa sajam," kata Yusri kepada awak media di kawasan Monas, Jumat (18/12/2020).
Pernyataan Yusri disambut baik oleh Ketua Umum PA 212 KH Slamet Maarif, ia justru berterima kasih karena polisi berarti telah menangkap penyusup.
“Tunjukkan kepada kami mana yang bawa sajam dan ganja, jika ada kami yakin pasti itu penyusup. Kami sudah puluhan kali Aksi besar, tidak pernah ada Sajam apalagi ganja", ujar Kyai Slamet, seperti disitat Faktakini.net
Kyai Slamet kemudian berterima kasih pada polisi karena telah menangkap penyusup yang ingin merusak citra perjuangan umat Islam.
"Maka itu aneh kok tiba-tiba sekarang dibilang ada Sajam. Pasti ini penyusup yang ingin merusak citra Perjuangan kami.
Jika memang benar ada yang bawa Sajam atau Ganja, tangkap-tangkapin saja pak. Kami terima kasih kalau mereka yang bawa ganja dan sajam ditangkap, karena 100% kami yakin pasti bukan FPI atau PA 212," tegasnya.
Sebelumnya, Koordinator Lapangan Aksi 1812 Rijal Kobar juga menyatakan hal yang senada. Ia menegaskan bahwa aparat dengan membawa senjata tajam diduga bukan massa aksi 1812 tetapi provokator.
"Saya tidak mengimbau kepada kawan-kawan membawa samurai atau senjata tajam, bisa saja dari pihak provokator yang mencoba mengacaukan aksi kami. Sekali lagi, kalau ada yang tertangkap membawa senjata tajam, saya yakini dan 100 persen, itu bukan massa dari 1812," ujar Rijal.
Massa yang hadir di aksi 1821 ini cukup besar mencapai ribuan. Hal menunjukkan besarnya simpati umat terhadap 6 Syuhada FPI, dan kecintaan kepada Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Bayangkan apabila tidak dihambat dan disekat di berbagai lokasi dan tidak dibubarkan, massa aksi bisa saja mencapai puluhan atau ratusan ribu.
Korlap aksi 1812, ini bang Rijal Kobar kemudian menginstruksikan massa peserta aksi untuk mundur dan membubarkan diri. (*)