HARIAN UMMAT | JAKARTA - Kalangan ulama ikut menjadi objek sasaran safari politik Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada momen Idulfitri tahun ini.
Pengamat Politik dan Direktur Inapro Foundation, Gusti Hadiningrat menilai keputusan Prabowo untuk bersilaturahmi ke sejumlah ulama, pondok pesantren, hingga berziarah ke makam Presiden RI ke empat, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sangat baik.
"Pada dasarnya silahturahmi itu baik, namun jika diartikan untuk meraih dukungan lagi dari kaum nahliyin sepertinya sulit. Berkaca pada Pilpres tahun lalu, sulit bagi Prabowo untuk merengkuh hati umat islam saat ini," tandasnya, Sabtu (7/5).
Gusti mengamati, hingga saat ini nyaris tidak ada terlihat upaya atau kebijaksanaan Prabowo yang pro ke umat islam.
"Bahkan atensi Prabowo ke beberapa ulama yang dulu mati-matian mendukungnya saat Pilpres, dan saat ini di bui pun Prabowo tak bergeming. Meski sudah menjadi pejabat pemerintah," tandas Gusti.
Oleh sebab itu, menurut Gusti, akar rumput (grassroot oposisi) umat Islam tak lagi peduli dengan sepak terjang Prabowo melobby ulama saat ini.
"Ibaratnya, Ada luka dan kecewa yang tak terobati, sehingga amat sulit jika safari Prabowo guna mencari dukungan untuk maju di 2024. Bahkan, beberapa ulama pun sudah warning, mereka tak akan masuk lubang yang sama di Pilpres 2024 nanti," paparnya.
Seperti diberitakan media, bahwa Menteri Pertahanan itu menyambangi elit politik yang memiliki kuasa di pemerintahan saat ini, guna mencari dukungan untuk maju di 2024 pada silaturahmi lebaran kemarin.
Oleh pengamat politik kunjungan itu bisa dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui ceruk pemilih Islam sebagai ladang kemenangan.
Beberapa pihak menyebut bahwa safari politik Prabowo di momen lebaran tahun ini adalah untuk menyampaikan pesan politik kepada pihak-pihak yang kemungkinan bakal menjadi lawan politiknya kelak di 2024. (**)
