HarianUmmat.com ■ Panasnya persaingan dalam kontestasi Pilbup dan Pilkades di desa Pulosari, kecamatan Pulosari, kabupaten Pemalang sebetulnya bukan peristiwa mengagetkan, apa lagi di anggap luar biasa bagi warga setempat, karena perhelatan tersebut sudah terjadwal dan masyarakat secara umum sudah tahu berdasarkan berahirnya masa jabatan bupati dan kadesnya.
Akan tetapi, untuk jabatan Ketua Badan Pengawas Desa BPD sama sekali tidak ada rencana penggantian. Hal ini kemudian menjadi sorotan publik, ada apa?
Informasi yang sempat dihimpun, hal itu akibat kontestasi "cinta segi tiga" yang melibat Ketua BPD (ARZ) dengan salah seorang wanita berstatus istri siri seorang warga Kabupaten Purbalingga teman akrab dari istri ARZ.
Keakraban dengan SR istri ARZ dengan HN karena keduanya aktif berkegiatan di organisasi yang sama, tak heran jika HN sering berkunjung ke rumah SR/ARZ dalam urusan berbagai kepentingan organisasi maupun sekedar bermain.
Witing tresno jalaran Soko kulino (pepatah Jawa), rupanya dampak sering ketemu, tumbuhlah benih cinta terlarang pada ARZ dan HN.
Entah kebetulan atau sudah kontak lewat android, bulan Nopember 2020 lalu. HN tahu persis SR sedang aktivitas berdagang di pasar, nekad ngapelin si ARZ suami SR di rumahnya.
Wow bisa ditebak ! sama sama punya rasa, sepasang lawan jenis di usia puber ke 2, bertemu ditempat sepi, apa lagi di rumah kosong, sedangkan penduduk setempat rata rata sedang bekerja diladang cukup jauh dari tkp, cukup aman untuk anggapan orang yang sedang di mabuk cinta.
Namun keasyikan mereka tak berlangsung lama, bahkan momen indah itu berujung prahara.
Naluri seorang istri tak bisa anggap enteng, tuhan maha memberi petunjuk.
Seolah ada yang membimbing SR yang biasanya pulang tengah hari, tumben hari itu balik ke rumah jauh lebih awal.
Betapa hancur hatinya menyaksikan suaminya sedang memadu kasih dengan sahabat karib yang selama ini sudah di anggap sebagai saudara.
Tragedi TTM (temen tapi mesra) ini berlanjut. Tanpa bisa di hindari keributan pun pecah, endingnya setelah tamu tak di undang lari terbirit birit, di bekali mobil dan seluruh pakaian yang sudah di kemas dalam keranjang ayam, sang Ketua BPD ini harus out dari rumah istrinya.
Rupanya masalah tersebut tidak selesai pada urusan keluarga saja, tapi perkaranya sudah mulai menjadi titik api sebagai pemicu kemarahan sebagian warga desa terutama di lingkungan terdekatnya.
Desas desus di lapangan, sebagian warga sudah membubuhkan tanda tangan guna pelengseran ARZ dari jabatannya yang saat ini masih sah di sandang. Atas dasar asusila yang dilakukannya, sehingga nama baik desa sudah di cemarkan.
Entah siapa yang menggerakkan? rupanya kesempatan dalam kesempitan ini juga di manfaatkan untuk menggulingkan.
Maklum jabatan BPD termasuk jabatan terhormat dan mungkin tergolong "basah" di tingkat desa.
"Inipun akan jadi percaturan politik" yang melibatkan geng tingkat desa. Kesempatan bagi mereka yang punya potensi berebut kedudukan itu. Kalau tidak percaya lihat saja nanti final persoalan ini, tinggal waktunya sesudah atau sebelum Pilkades, begitu analisa beberapa warga Desa Pulosari saat berbincang dengan awak media ini, kemarin.
■ Himawan
