-->
  • Jelajahi

    Copyright © HarianUmmat.com | BERITA ISLAM INDONESIA
    Best Viral Premium Blogger Templates

    KRIMINAL

    Indikator Keberhasilan Mondok di KH Tidak Dilihat Dari Nilai-nilai Anak

    HarianUmmat.com
    Jumat, Januari 29, 2021, 09:38 WIB Last Updated 2021-01-29T02:38:37Z
    Indikator Keberhasilan Mondok di KH Tidak Dilihat Dari Nilai-nilai Anak

    Proses pendidikan generasi membutuhkan waktu yang tidak singkat, terlebih lagi pendidikan yang berbasis karakter. Pendidikan berbasis karakter harus punya pijakan dan landasan yang kokoh dan berkelanjutan. Maksudnya kokoh di sini, adalah pendidikan yang tidak mendasarkan pada kuriklulum yang bersifat Instan, sedangkan berkelanjutan punya makna, bahwa pendidikan berbasis karakter harus dimulai dari basis utama, yakni di lingkungan keluarga. 

    Basis utama pendidikan karakter adalah lingkungan keluarganya, maka jika di lingkungan keluarga anak tidak mendapatkan perhatian dan pendidikan yang cukup, bisa dipastikan jenjang berikutnya dirinya tak akan mampu menjalaninya dengan baik. Menjalani proses belajar saja belum tentu mampu, apalagi menjalani proses kehidupan yang sesungguhnya nanti.  

    Pertanyaan yakni,  apa kira2 basis utama pendidikan karakter anak itu ? Yakni MENANAMKAN DAN MEMBIASAKAN ANAK UNTUK PUNYA PRILAKU DAN KEBIASAAN YANG BAIK.

    Mendidikan anak untuk punya prilaku dan kebiasan yang baik, tak mungkin bisa dilakukan hanya dengan teori semata, tetapi harus dengan praktek secara langsung. Tanpa praktek secara langsung seorang anak akan kehilangan karakter dasarnya. 

    Maka pendidikan yang baik adalah pendidikan yang MENJADIKAN PROSES BELAJAR ANAK ADALAH BAGIAN DARI PROSES DIRINYA BELAJAR TENTANG KEHIDUPAN, BUKAN BELAJAR ADALAH DUNIA LAIN YANG JAUH DARI KEHIDUPANNNYA NANTI

    Hari ini proses pendidikan kita, ibarat menciptakan prodak yang sama. Dan hasil akhirnya adalah nilai2. Ibarat mesin pabrik, anak dengan latar belakang, bakat dan kemampuan yang berbeda2 adalah INPUT nya. 

    Kemudian akan diproses dalam “PABRIK PENDIDIKAN” dengan kurikulum yang dan metodologi yang telah disiapkan. Dan hasil akhirnya /OUT PUT yakni NILAI2. 

    ANAK YANG PUNYA NILAI BAIK adalah anak yang pintar, begitu pula sebaliknya ANAK YANG PUNYA NILAI JELEK adalah anak yang bodoh.

    Padahal sejatinya tidak ada anak yang bodoh dan tidak ada anak yang pintar, yang ada adalah anak yang punya bakat dan potensinya masing2. Maka, tidak perlu membandingkan anak2 kita satu sama lainnya, apalagi membandingkan anak kita dengan anak orang lain. 

    Kembali pada tema tulisan saya di atas yakni INDIKATOR KEBERHASILAN MONDOK DI KH ...... 

    KH tidak menjadikan NILAI2 sebagai ukuran menilai anak sukses atau tidak selama mondok di KH,  tapi lebih pada MENUMBUHKAN DAN MEMBANGUN KESADARAN PARA SANTRI/WATI AGAR MEMILIKI KARAKTER DASAR (PRINSIP, ADAB DAN AKHLAQ). Sebab karakter dasar adalah bekal yang utama untuk menjalani hidup yang sesungguhnya.

    Sama dengan pembangun karakter dasar anak di rumah,  yang tidak bisa dilakukan dengan teori saja, tapi harus dilakukan secara rutin menjadi bagian dari hidup mereka.

    Menanamkan kemandirian, disiplin, peduli, siap menerima beban dan tanggung jawab, Tidak malas, Semangat, tidak mudah mengeluh, siap berkorban dll, harus mampu dilakukan dan dijalani santri/wati KH. 

    Kenapa ? Sebab itulah hidup kita yang sesungguhnya. Anak orang yang kaya, anak yang hafalannya banyak, tidak ada bedanya, semua harus mampu menjalani.
     
    Proses pendidikan yang benar dan tepat, akan menghasilkan kader2 pilihan, tangguh dan tak mudah mengeluh.

    Jika mereka telah memiliki karakter dasar yang telah melekat pada diri anak, tidak perlu kuatir besok mereka akan jadi apa. Sebab sejatinya kedudukan dan posisi yang dimilikinya nanti sejatinya hanya sekedar cassing semata.

    Mari kita belajar dari proses pendidikan orang2 tua kita dulu, dia mendidik dengan sangat sederhana dan apa adanya, tapi mampu melahirkan sosok hebat seperti kita.

    Ambil 1 contoh saja :  yakni tidur pagi setelah sholat subuh, hampir semua orang tua punya pemahaman yang sama, bahwa anak tidak boleh tidur pagi2, alasannya pun kadang sederhana. ya, maklum sebab mereka mayoritas belum punya pemahanan Islam yang benar. Ada yang  beralasan tidak elok tidur pagi ditengah2 orang sibuk bekerja, ada pula yang beralasan mosok kalah sama ayam dll.

    Intinya, kebiasaan yang ditanamkan orang tua kita dulu begitu sangat kuat sekali , maka jangan coba2 tidur pagi2, sebab kalau ketahuan bisa langsung dipukul, diguyur air atau diomelin terus menerus sampai kita tak berani melakukannya lagi.

    Tapi, coba bandingkan kita hari ini dalam mendidik dan menanamkan kebiasaan pada anak2 kita. Kita begitu lemahnya dan tak punya kekuatan untuk hanya sekedar menegur anak, padahal kita lebih hebat, lebih pintar dibandingkan dengan orang tua kita dulu, yang barangkali lulus SD saja belum tentu.

    Dari sini kita bisa belajar, bahwa sejatinya MENUMBUHKAN DAN MEMBANGUN KESADARAN ANAK AGAR MEMILIKI KARAKTER DASAR mampu diperankan setiap orang tua manapun, tidak memandang tingkat pendidikan, jabatan, status sosial dan ketokohan di masyarakat.

    Wallahu 'alam bishowab

    Partner Sindikasi Konten:  MENDIDIK ANAK BERKARAKTER SEJAK USIA DINI (Diambilkan dari Catatan harian Pola Pendidikan di PONPES TAHFIZHUL QUR'AN "KH khoirotun Hisan" (KH PUTRA) & (KH PUTRI) 
    0823 2474 5151 (WA)

    Diterbitkan: HarianUmmat.com
    Editor: Aisha Syifa

    YUK BANTU SHARE ......
    MASIH ADA KUOTA SANTRI KH (PUTRA) & (PUTRI) Lulusan SD/MI - PENDAFTARAN SETIAP SAAT SELAMA KUOTA MASIH ADA 
     
    Comment

    Tampilkan

    LATEST NEWS