-->
  • Jelajahi

    Copyright © HarianUmmat.com | BERITA ISLAM INDONESIA
    Best Viral Premium Blogger Templates

    KRIMINAL

    Satu-satunya Kepastian di Masa Depan Hanyalah Kematian

    HarianUmmat.com
    Jumat, Februari 25, 2022, 11:17 WIB Last Updated 2022-02-25T04:17:25Z
     
    Allah SWT telah memberikan perintah melalui ayat-ayat-Nya agar manusia memperhatikan keseimbangan. Saat keseimbangan tidak diperhatikan maka yang terjadi adalah kelaliman laksana hukum rimba. Karenanya keseimbangan diperlukan agar hidup bisa harmonis dan mampu melaksanakan tugas kekhalifahannya secara bijak. Salah satu keseimbangan yang tidak boleh luput ialah kehidupan dunia dan akhirat (QS. Al-Qasas: 77).

    “Di antara prinsip dalam beragama yang perlu kita pahami bahwa dalam hidup itu ada keseimbangan, berjalan bersama, salah satu diantaranya tidak dapat ditinggalkan yaitu terkait dengan dunia dan akhirat,” tutur Rahmadi Wibowo pada saat menyampaikan kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center UAD (20/2).

    Manusia cenderung tidak seimbang, mereka lebih memperhatikan keperluan jasmaniah-materialistik, sementara menafikan keperluan rohaniah-substantik. Manusia senantiasa berlomba dalam pemenuhan keperluan fisik. Bahkan rela menghabiskan jutaan rupiah. Namun, terlalu pelit untuk pemenuhan keperluan rohaniahnya. Kadang mereka tidak menyadari bahwa segala kesenangan duniawi bersifat sementara (QS. Al-A’la: 16-17).

    “Di dunia segala sesuatu itu bersifat terbatas dan sementara sedangkan di akhirat sifatnya tidaklah terbatas dan kekal abadi. Contohnya makan dan minum, di dunia itu terbatas sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Ketika sudah kenyang (terepenuhi), maka sudah cukup. Sedangkan di akhirat nanti tidak ada batasnya,” ujar Rahmadi.

    Satu-satunya kepastian di masa depan hanyalah kematian. Hubungan manusia dan dunia akan terputus ketika kematian telah datang. Rahmadi menjelaskan dalam al-Qur’an terdapat penjelasan bahwasannya mengalami dua kali kematian (QS. Al-Baqarah: 28). Kematian yang pertama itu adalah ketika berada ada di dalam rahim sebelum ruh ditiupkan, lalu Allah hidupkan. Setelah itu Allah akan mematikan dan kelak akan dihidupkan kembali pada saat tibanya Hari Akhir.

    “Kematian itu pasti akan datang dan menimpa setiap makhluk, terkhusus manusia. Ketika kematian sudah tiba maka tidak akan ada yang dapat mengelak darinya,” ujar dosen Studi Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini sambil mengutip QS. An-Nisa ayat 78.

    Rahmadi menyampaikan tiga hal yang harus dipersiapkan sebagai bekal untuk menuju kematian yang husnul khatimah, yaitu: takwa, memperbanyak amal saleh, dan taubat yang sebenar-benarnya. Sementara itu, tujuh tanda seseorang dapat disebut husnul khatimah, yakni: tidak berbuat syirik, mengucapkan kalimat syahadat/tahlil ketika meninggal, mengerjakan amal saleh (sebelum meninggal), syahid fi sabilillah, mati karena musibah, perempuan yang meninggal karena melahirkan, dan mempertahankan harta dari pencuri. (muhammadiyah)

    Comment

    Tampilkan

    LATEST NEWS