HU -- Lampung Selatan, Polemik penentuan calon Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroda Lampung Selatan kembali mencuat. Kali ini, sorotan tajam datang dari Ketua LSM PRO RAKYAT, Aqrobin AM, yang menegaskan bahwa sosok direktur BUMD haruslah figur berjiwa entrepreneur, bukan sekadar penikmat fasilitas.
Menurut Aqrobin, keberadaan BUMD sejatinya menjadi mesin penggerak ekonomi daerah. Karena itu, ia menekankan pentingnya kepemimpinan yang visioner, inovatif, dan haus akan peluang usaha.
“Direktur BUMD itu otaknya harus mikir laba terus, bukan mikir bagaimana mengolah dana untuk keuntungan pribadi. Kalau mau Lampung Selatan lebih maju, pilihlah orang yang bisa menangkap peluang bisnis dan menjadikannya keuntungan bagi daerah, bukan untuk diri sendiri,” tegas Aqrobin, Selasa (30/9).
Ia mencontohkan, banyak peluang bisnis yang bisa dikembangkan, bahkan sampai pada level ekspor. “Kalau perlu, ekspor hasil bumi Lampung Selatan ke luar negeri. Misalnya kubis dan daun bawang, permintaannya tinggi sekali di China. Di sana kubis bukan hanya untuk konsumsi manusia, tapi juga jadi pakan babi di peternakan. Ini peluang luar biasa yang harus ditangkap,” ujarnya.
Aqrobin bahkan menyebut, jika kelak ada direktur definitif terpilih, pihaknya siap memberikan "jurus" agar peluang ekspor menjadi nyata. “Saya kasih satu peluang dulu: ekspor kubis ke China. Teman kami di Bogor sudah lama menjalankan bisnis itu, dan pasarnya masih terbuka lebar. Kenapa Lampung Selatan tidak bisa?” sindirnya.
Lebih jauh, Aqrobin mengingatkan agar pemilihan direktur BUMD tidak sekadar berdasarkan kedekatan pribadi dengan pejabat. “Jangan pilih orang yang mainnya dekat-dekat sini saja. Kalau mau maju, butuh orang yang bisa berpikir jauh ke depan. Jangan hanya karena faktor kedekatan, lalu dijadikan direktur,” katanya lantang.
Saat disinggung apakah dirinya tertarik menjadi calon direktur, Aqrobin dengan tegas menolak. “Style saya nggak cocok jadi direktur. Saya ini tukang kritik, tukang lapor pejabat ke aparat kalau ada yang nggak benar. Kalau lihat kebobrokan nggak dikritik, badan saya pegal. Pernah jadi Dirut Radio saja, begitu sudah bagus saya mundur,” ungkapnya dengan nada berkelakar.
Tak ketinggalan, Aqrobin menyoroti keberadaan Direktur Radio Kalianda yang menurutnya tidak pernah tersentuh seleksi ulang. “Itu Direktur Radio Kalianda, kok nggak diseleksi lagi? Bukannya dulu dipilih masa Bang Zainudin Hasan baru jadi Bupati? Apa mau jadi direktur seumur hidup?” tandasnya dengan kritis.
Pernyataan Aqrobin menegaskan kembali tuntutan publik: BUMD Lampung Selatan bukan tempat bagi figur kompromi politik, melainkan medan perjuangan bagi pemimpin yang berani, berotak bisnis, dan berpihak pada kepentingan rakyat. (AAN)